KEHEBATAN KATA-KATA

Bookmark and Share
Pada dasarnya judul yang saya tarik dalam tulisan saya kali ini sepertinya terlalu mengada-ngada tapi ya sudah lah mau di apakan lagi sebagai penulis saya bebas menarik judul apa saja untuk tulisan saya, dan jujur saja saya tidak terlalu pandai menulis esai ketimbang sajak atau puisi yang sejak dari duduk di kelas 1 SMP saya geluti jadi kalau dalam tulisan ini ada yang berbau puitis mohon di maklumi, lalu kenapa saya menarik judul tulisan ini “kehebatan Kata kata”, simpel saja bagi beberapa orang mungkin sajak atau puisi adalah hal yang sepele tapi tidak menurut saya dan orang-orang pecinta tulisan dalam hal ini puisi, seorang penulis puisi atau biasa di sebut penyair dalam tubuhnya memproduksi kata-kata setiap hari setiap detik jam bahkan mungkin setiap waktu, kata-kata terus di produksi di olah lalu di muntahkan menjadi puisi di edit lagi,bermain bunyi,tifografi sampai sang penyair menemukan rangkaian sajak yang menurunya Pas dan cocok untuk Puisinya.

Betapa hebatnya kata-kata, dari dulu hingga sekarang terus menerus di olah dan tidak ada habisnya mungkin kita pernah dengan kata-kata “ aku kehabisan kata-kata” tapi tidak untuk para penulis terutama penyair yang setia pada karyanya, kata-kata terus di produksi dan di olah, para penyair membendakan kata kerja dan mengerjakan kata benda seperti kata “ jembatan” yang pada dasarnya adalah kata benda, oleh sang penyair di rubah menjadi kata kerja menjadi “menjembatani” seperti dalam penggalan puisi saya “angin dan dedaunan menjembatani rinduku padamu” cuku puitis kan, itulah kehebatannya dan bukan hanya itu, kata-kata dapat membangkitkan api semangat hingga berkobar-kobar kita ingat para pejuang kita dalam menghadapi penjajah membakar semangat dengan kata-kata “MERDEKA” “ALLAH HU AKBAR”, seorang hipnoterapi mempengaruhi dan memberikan sugesti pada Pasiennya dengan kata-kata, kata-kata dapat meluluhkan hati seseorang mungkin anda pernah merasakannya, kalau anda pernah nonton Film “lort of the ring” seorang raja di dalam sebuah peperangan karena mengetahui jumlah pasukannya tak seimbang dengan pasukan musuh sang raja membangkitkan semangat para prajuritnya dengan kata-kata “Death,Death,Death”!!!!.
Jadi bagai mana ? yakin kah anda dengan kehebatan kata-kata, berikut ini sebagai contoh puisi saya

DI PABRIK
kini kugulum imaji dari patahan besi-besi logam
benda-benda retak yang bengkak dan krak alumunium
membaur bersama keringat dingin para buruh
mentrasmisikan ingatan ke masa penjajahan
kata –kata bertebaran di lantai lalu merasuki
mesin-mesin berkarat yang dipelumasi gelisah
kini aku menjelma masrisnah jadi tumbal
yang dilupakan sejarah sambil menyumpahi
perintah-perintah asing yang bodoh, aku hanya
sanggup mengangguk dan ku biarkan matahari
terpasung di dada menjelma percikan
bunga-bunga api

inilah aku yang terjepit diantara uliran baud-baud
yang terkapar bersama tumpahan oli di lantai
yang bergerak seperti putaran gear mesin-mesin
dan tersungkur menghela nafas yang panjang
setelah seharian penuh menyembah berhala
yang di bangun para pendatang

tapi selalu kutemukan sepi
untuk mengeja ruang-ruang
Antara sadar dan tidak sadar
Antara hidup dan keabadian

Selalu kuhadirkan sepi dari gemuruh itu
Dan mendamparkan diri ketepian cemas
Saban kali aku pulang larut malam
Dalam kehusuan tahiat yang khikmat
Untuk memuisikan sakit dan doa

Karena sebelum kalian datang
Sesungguhnya aku telah ada
Bersama puisiku yang lapar
Dan dahaga
Karawang 2008

Pada puisi ini saya menggunakan kata-kata di sekita saya berada, sekitar tahun 2008 ketika saya masih bekerja sebagai buruh, inilah keadaan yang saya rasakan, sebagai buruh dan juga merangkap sebagai penyair, hati ini sangat sensitif karena itulah saya tuangkan menjadi sebuah puisi, tentunya tidak semudah itu saya membuatnya, perlu perenungan yang matang dan beberapa kali proses editing sehingga menjadi puisi yang mantap, tak heran kalau beberapa media cetak lokal dan nasional pernah memuat tulisan puisi ini, narsis dikit ah..he..
Lalau dari mana kata-kata itu di dapat? Tentu banyak, dari membaca, berdiskusi, berdialog dan lain sebagainya kata-kata itu bisa kita dapatkan, logisnya dengan banyak membaca perbendaharaan kata kita menjadi banyak tinggal bagai mana kita mengolahnya karena Tuhan memberikan kita akal dan pikiran, jadi gunakanlah dengan sebaik-baiknya oleh karena itu menurut saya pribadi menulis puisi termasuk mensyukuri nikmat Tuhan yang paling berharga untuk manusia yaitu akal dan pikiran.
Setiap detik kata-kata bertebaran di jalan, berhamburan seperti anak-anak menaburkan pasir ke udara kata-kata memasuki ruang-ruang sempit, terjepit di sela-sela, membentur api membentur batu dan dedaunan, mengalir di diam dan derasnya air lalu bermuara di laut paling indah yang di bangun para kekasih.

Karawang 2010
Faisal Muchtar Al Khaufi

{ 6 komentar... Views All / Send Comment! }

kang sambas tea mengatakan...

satuju kang..tapi itu puisi dalam pabrik..oke banget..jadi inget diri sendiri sebagai kuli pabrik....tukar link ah kang...

faisal muchtar mengatakan...

sip...Hatur nuhun,,

Anonim mengatakan...

luar biasa kang
lanjutkan karya2nya ya

Boku no Blog mengatakan...

Wah bagus nich Puisi2nya
Terimakasih dan sukses selalu Sobat

pu isi ku mengatakan...

Aku orang karawang
Yg ditinggal cerita "karawang bekasi" oleh seorang penyair.

pu isi ku mengatakan...

Aku orang karawang
Yg ditinggal cerita "karawang bekasi" oleh seorang penyair.